DOLANAN YO!

Dolanan
Anak
Widyo Babahe Leksono

Dolanan
Anak

Dolanan Anak - 3
.
Pengantar 5
Pendahuluan 7
A. Dolanan Tanpa Tembang 15
1. Gobak Sodor 15
2. Betengan 19
3. Petak Umpet/Jithungan 25
B. Dolanan dengan Tembang 29
1. Jamuran 29
2. Saputangan-buahtangan 33
C. Dolanan hanya Tembang 35
1. Padhang Bulan 35
2. Menthok-menthok 36
D. Dolanan Berupa Barang/Benda 37
1. Mobil-mobilan dari kulit jeruk bali 37
2. Mahkota dari daun nangka 39
Biografi • 40















Macam-macam Dolanan • 42
Daftar Isi
4 - Dolanan Anak
Salam sejahtera,
Atas rahmat dan hidayah dari Allah Subhanallah wata'allah,
buku kumpulan Dolanan Anak bisa tersusun. Tanpa melupakan
jerih payah para rekan-rekan dan saudara-saudara tua, yang
pernah membantu dalam proses pengumpulan data. Dan juga
anak-anak yang pernah bergelut dalam sebuah permainan
yang saya sebut Dolanan.
Buku kumpulan Dolanan Anak, sementara waktu
tersusun secara berseri. Mengingat sangat banyaknya jenis
dolanan yang ada, dan masih ada beberapa jenis dolanan
yang belum terdata. Hal lain yaitu, keinginan yang sangat
besar untuk segera menerbitkan buku kumpulan Dolanan ini.
Saya belum bisa menargetkan sampai berapa seri penerbitan
buku ini. Namun yang bisa saya sampaikan bahwa di setiap
serinya, setidaknya ada 9 (sembilan) jenis dolanan anak yang
tersaji.
Boleh kiranya disebut kerinduan atau klangenan masa
lalu, namun jika anak zaman sekarang dikenalkan pada
Dolanan tempo dulu, setidaknya turut berpartisipasi dalam
pendidikan karakter anak. Hal yang paling sederhana adalah,
menumbuhkembangkan atau membangkitkan kreativitas anak.
Hal ini muncul ketika melihat anak zaman sekarang,
cenderung lebih konsumtif dari pada produktif. Padahal semua
jenis dolanan, bisa diproduksi sendiri dari bahan-bahan yang
sangat sederhana, murah, dan mudah untuk didapat.
Dolanan Anak - 5
Dalam buku kumpulan Dolanan Anak, yang tersusun kali
ini, hanya memuat jenis dan bentuk dolanan yang pernah
berkembang di lingkungan masyarakat jawa, khususnya Jawa
Tengah. Dan lebih khusus lagi adalah, dolanan anak yang
pernah ada di daerah Semarang dan sekitarnya. Itupun
nantinya akan dijumpai jenis dolanan yang sama, namun
namanya berbeda. Karena masing-masing daerah,
mempunyai ke-khas-an sendiri-sendiri.
Tentu saja buku ini masih jauh dari sempurna, baik
bentuk penyusunan dan penyampaiannya, maupun
kelengkapan jenis Dolanan. Maka penulis mengharap kritik,
saran bahkan sumbangan data, demi sempurnanya buku ini.
Wasalam …
Penulis.
6 - Dolanan Anak
TIDAK bisa dipaksakan, bahwa generasi/anak-anak di zaman
sekarang harus melakukan Dolanan, sebagaimana mestinya
yang pernah dilakukan, oleh orang-orang tua terdahulu, di
masa lalunya, saat mereka masih kecil/anak-anak. Anak-anak
zaman sekarang cenderung memilih jenis Dolanan/Permainan
yang lebih praktis, tidak kotor, dan tidak merepotkan. Namun
tidak ada salahnya jika kita sebagai generasi pendahulu
mereka, sekedar mengenalkan Dolanan tersebut kepada
anak-anak kita. Terlepas mereka suka atau tidak, saya rasa hal
ini perlu untuk dikenalkan dan diajarkan.
PERMAINAN, bermain maupun mainan, kurang tepat
untuk menyebut istilah DOLANAN. Karena Dolanan dalam
istilah orang Jawa, menyakup ketiga unsur tersebut. Ada
aturan atau tata cara bermain, cara memainkan, bahkan ada
bentuk mainan hanya berupa barang/benda. Kesemuanya itu
dalam istilah orang jawa disebut DOLANAN.
Dalam buku ini, Dolanan dibedakan menjadi 4 jenis,
yaitu:
a. dolanan tanpa tembang.
b. dolanan dengan tembang.
c. dolanan hanya tembang, dan
d. dolanan berupa barang/benda.
A. Dolanan tanpa tembang yaitu, suatu jenis dolanan yang
ada permainannya/tata cara bermain, namun tidak
Dolanan Anak - 7
disertai adanya tembang ketika permainan itu dilakukan.
Jenis dolanan tersebut antara lain: Gobak sodor,
Betengan, Gaprakan, Petak umpet/jithungan,
Gangsingan, Ampatan layangan, Sepak tekong, Bekelan,
Lompat tali/sprintol, Dakon, Setinan/nekeran (jirak, wok
ji, wok lu), Cek-cek mek, Sudahmandah/engklek, Umbul,
Bancakan, Lintang ngaleh, benthik, Kucing-kucingan, Wil
wa (dijawil terus digawa/dicolek lalu dibawa, diajak),
Jelong gudak, Pasaran.
B. Dolanan dengan Tembang yaitu suatu bentuk dolanan
selain ada permainannya/tata cara bermain, juga ada
tembangnya (nyanyian/lagu) ketika melakukan
permainan. Jenis dolanan tersebut antara lain: Jamuran,
Cublak-cublak suweng, Seledor, Ular naga panjangnya,
Buang kucing gering, Saputangan-buahtangan, Gotrilegendri,
Onthong-onthong bolong, Dingklik oglak-aglik,
Soyang-soyang.
C. Dolanan hanya Tembang atau lebih dikenal dengan
sebutan Tembang Dolanan. Jenis dolanan ini tidak ada
permainannya. Hanya barupa tembang (lagu) atau
nyanyian-nyanyian belaka. Namun ditangan seorang
kreator, tembang dolanan bisa dikembangkan dalam
bentuk tarian, peragaan, maupun pengadeganan.
Contoh tembang dolanan di antaranya: Padhang bulan,
Kodhok ngorek, Lir-ilir, Menthok-menthok, Jah-gajah, Tekate
dipanah, Srengenge nyunar, Gambang Suling, Aku
duwe pitik cilik, Kidang Talun, Dondong apa Salak,
Gundhul-gndhul pacul, Ning nong ning gong, Esok-esok
srengengene lagi metu, Jaranan, Praon, Suwe ora Jamu,
Lumbung desa, Lesung Jumengglung, Pak Tani duwe
8 - Dolanan Anak
sawah amba.
D. Dolanan berupa barang/benda yaitu, jenis mainan
hanya dipakai sebagaimana bentuk mainan itu sendiri.
Dalam hal ini dituntut ketrampilan bagaimana
menggunakan benda mainan tersebut. Pada dasarnya
jenis dolanan ini, tidak ada permainan/tata cara bermain.
Namun tidak menutup kemungkinan dolanan ini,
digunakan untuk bertanding atau kompetisi. Misalnya:
Egrang, dipakai sebagai pertandingan balap egrang,
sepak bola egrang dan sebagainya. Mobil-mobilan dari
kulit jeruk bali, maupun dari gleges/kembang tebu, bisa
dipakai sebagai reli, balap mobil, dan lainnya. Tulup,
Ceplokkan, bisa dipakai sebagai perang-perangan.
Contoh lain dolanan berupa barang yaitu; Terompet dari
daun kelapa, Terompet dari dami, Bedhil-dedhilan dari
pelepah pisang, Jaran-jaranan dari pelepah pisang,
Wayang-wayangan dari tangkai ketela pohon, dari suket,
dari alang-alang, Prau-praunan dari kertas dilipat-lipat,
Mahkota dari daun nangka.
Dolanan yang sifatnya pertandingan, kompetisi, atau
sejenisnya, pada umumnya diawali dengan hompimpah dan
atau pingsut terlebih dahulu. Ada cara lain yang disebut
barisut. Namun cara ini jarang diguakan. Hompimpah, pingsut,
barisut dilakukan untuk menentukan siapa yang main terlebih
dahulu, dan siapa yang akan mendapat/kena sangsi. Atau
untuk menentukan kelompok, yaitu yang pingsut-nya kalah
satu team/kelompok dengan yang kalah, dan sebaliknya. Hal
ini akan diatur dalam setiap jenis dolanan. Karena masingmasing
jenis dolanan ada tata caranya sendiri. Walau nanti
Dolanan Anak - 9
akan dijumpai beberapa jenis dolanan, ada kesamaan maupun
perbedaan tata cara/aturan main disetiap dolanannya.
Cara melakukan hompimpah.
Anak yang akan terlibat dalam dolanan, harus melakukan
hompimpah terlebih dahulu dengan cara membolak-balikkan
salah satu telapak tangannya, sambil menyuarakan tembang
hompimpah, yaitu, hompilah hompimpah, alaikum gambreng.
Atau hompilah hom aku nije, atau cukup singkat dengan
hompilah hompimpah. Berhentinya membolak-balikkan telapak
tangan, berbarengan dengan selesainya tembang. Dan saat
itu ada yang menengadahkan telapaknya, ada yang
membalikkan telapak tangan. Dalam hal ini akan diketahui,
berapa jumlah yang tengadah dan yang membalik. Jumlahnya
yang paling sedikit, itulah yang menang.
Seumpama yang akan terlibat bermain bejumlah 5 anak.
2 anak telapak tangannya membalik, yang 3 anak telapaknya
tengadah. Berarti yang menang adalah, 2 anak yang telapak
tangannya membalik. 3 anak yang telapak tangannya
10 - Dolanan Anak
tengadah, melakukan hompimpah lagi. Setelah dijumpai 2
anak telapak tangannya membalik, 1 anak telapak tangannya
tengadah, berarti yang menang adalah 1 anak yang telapak
tangannya tengadah. 2 anak yang telapak tangannya
membalik, kemudian melakukan pingsut.
Jika terjadi kesamaan posisi telapak tangan, yaitu semua
telapak tangan tengadah atau membalik, maka anak yang
akan terlibat dalam dolanan, harus mengulangi hompimpah
lagi. Atau jika terjadi kesamaan jumlah, yaitu jumlah telapak
tangan yang tengadah sama dengan jumlah telapak tangan
yang membalik, maka harus mengulangi hompimpah lagi.
Misalnya, yang akan terlibat bermain jumlahnya ada 6 anak. 3
anak posisi telapak tangannya tengadah, 3 anak telapak
tangannya membalik, maka disebut sampyuh/bedhu/seri, ada
kesamaan jumlah. Sehingga harus mengulangi hompimpah
lagi, sampai dijumpai ada perbedaan jumlah.
Cara melakukan pingsut atau swit.
Pingsut atau swit dilakukan 2 anak, untuk menentukan siapa
yang menang. Caranya, masing-masing anak menunjukkan
pilihan aduan, yang nantinya akan diketahui siapa yang
menang dan siapa yang kalah. Pilihan aduan ada 2 (dua)
jenis, yaitu,
a. Dengan istilah kertas, gunting, dan batu. Simbul dari
kertas, anak menunjukkan kelima jarinya. Simbul dari
gunting, anak menunjukkan 2 jari, (jari telunjuk dan jari
tengah). Simbul dari batu, menunjukkan kepalan tangan
(tangan mengepal). Keterangan: kertas kalah sama
gunting. Gunting kalah sama batu. Batu kalah sama
kertas.
Dolanan Anak - 11
b. Dengan istilah gajah, orang/manusia, dan semut. Simbul
dari gajah, anak menunjukkan ibu jari. Simbul dari
orang/manusia, menunjukkan jari telunjuk. Dan simbul
dari semut, yang ditunjukkan jari kelingking. Keterangan:
gajah kalah sama semut. Semut kalah sama
orang/manusia. Orang/manusia kalah sama gajah.
12 - Dolanan Anak
Semisal, 2 (dua) anak, Marko dan Marni, melakukan
pingsut dengan pilihan aduan yang pertama (a) jika Marko
menunjukkan gunting (2 jari/jari telunjuk dan jari tengah), dan
Marni menunjukkan batu (tangannya mengepal), maka pingsut
dimenangkan oleh Marni. Bila mereka melakukan pingsut
menggunakan pilihan aduan yang kedua (b), misalnya Marko
menunjukkan semut (jari kelingking), dan Marni menunjukkan
gajah (ibu jari), maka pingsut dimenangkan oleh Marko.
Cara melakukan Barisut.
Untk menentukan
siapa yang
mendapat/kena
sangsi selain 2 cara
tersebut di atas
(hompimpah dan
pingsut), ada cara
yang lebih singkat
dan praktis, yaitu
Barisut. Caranya
ialah, salah satu anak
(Ma'e) mengangkat
tangan kanannya ke
atas (seakan
menggapai sesuatu),
dengan posisi telapak
tangan membalik.
Semua anak yang
akan terlibat dolanan,
menempelkan ujung
Dolanan Anak - 13
jari telunjuknya pada telapak tangan Ma'e. setelah semuanya
nempel di telapak tangan Ma'e, bebarengan menyanyikan
lagu, “sut sut barisut, yang tercabut kalah pingsut.” Ketika lagu
selesai dinyanyikan, semua anak secepat mungkin, mencabut
telunjuknya dari telapak tangan Ma'e. Bagi jari telunjuknya
yang tercabut oleh tangan Ma'e, dialah yang mendapat/kena
sangsi.
Jika yang tercabut oleh tangan Ma'e, lebih dari 2 anak,
maka anak tersebut mengulangi barisut lagi. Namun jika yang
tercabut 2 anak, maka dilakukan pingsut. Seandainya terjadi
ketika barisut dilakukan, tidak ada satupun telunjuk yang
tercabut oleh tangan Ma'e, maka semuanya mengulangi
barisut lagi.
Di dalam dolanan Jawa, dikenal juga dengan istilah
“Pupuk bawang.” Yaitu, anak yang belum cukup umur,
namun ada keinginan ikut terlibat dalam dolanan. Anak
tersebut mendapat periotas tidak kena sangsi. Baik dalam
proses menentukan siapa yang kalah dan yang menang,
maupun ketika pelaksanaan dolanan.
Selain hal tersebut, dikenal juga dengan sebutan “Jim.”
Didalam dunia olah raga, sebutan ini serupa dengan istilah
“time out.” “Jim” dilakukan ketika peserta bermain ada sesuatu
hal, sehingga mengucapkan kata tersebut, dengan maksud
keluar atau istirahat sesaat dari permainan. Hal tersebut
dilakukan supaya peserta bermain bebas sejenak dari aturan
bermain.
14 - Dolanan Anak
1. Gobak Sodor.
Dolanan ini bentuknya seperti pertandingan. Dalam
bermain harus ada 2 team atau group. Setidaknya dalam
dolanan ini paling sedikit 1 team/groupnya beranggautakan 4
anak, dan paling banyak 7 anak. Jika kurang dari 4 anak,
dolanannya terasa kurang seru (sepi). Sebaliknya kalau setiap
team mempunyai anggauta lebih darai 7 anak, suasana
menjadi kacau dan susah pengaturannya. Dengan demikian
tentu saja anak yang terlibat dalam permainan ini (2 team),
keseluruhan berjumlah genap. Jika anak yang akan bermain
jumlahnya ganjil, maka yang satu dijadikan wasit, atau hakim
garis. Namun jika genap (pas), tidak ada wasitnya, tidak
masalah.
Dolanan ini diawali dengan pingsut oleh masing-masing
pasangan anak. Yang pingsut-nya kalah satu team dengan
yang kalah, sedang yang pingsut-nya menang, satu team
dengan yang menang. Sebagai misal, team yang pingsut-nya
kalah, menamakan diri team Gatotkaca. Sedang yang menang
nama teamnya Werkudara. Setiap team memilih satu anak,
sebagai pimpinan team atau sering disebut sebagai Siembok.
Pimpinan team atau siembok dari masing team pingsut, untuk
menentukan team siapa yang main terlebih dahulu. Biasanya
yang menang main terlebih dahulu, sedang yang kalah
menjadi penjaga garis. Sebagai contoh, Pimpinan/Siembok
Werkudara pingsut dengan Pimpinan/Siembok Gatotkaca,
Dolanan Anak - 15
dimenangkan oleh Werkudara, maka yang main adalah team
Werkudara, dan team Gatotkaca sebagai penjaga garis.
Contoh Gambar/Garis Dolanan Gobak Sodor
(1 team 4 anak/anggauta).
Keterangan gambar:
- 4 anak yang di depan adalah team Werkudara, sebagai
team yang pingsut-nya menang.
- B1 – B4 adalah team Gatotkaca, sebagai team yang
pingsut-nya kalah. Sehingga mereka menjadi penjaga
garis.
- B1 adalah pimpinan atau Siembok.
- Setiap petaknya ukurannya antara 2 – 3 Meter persegi.
16 - Dolanan Anak
K i r i
K a n a n
Depan
Belakang
B1
B2 B3 B4
Tata cara bermain:
Gambar di atas adalah salah satu contoh bentuk dolanan
gobak Sodor, dalam 1 teamnya terdiri dari 4 anak. Setelah
mereka pada posisi siap bermain (seperti pada gambar di
atas), wasit meniup peluit, tanda permainan dimulai. Tugas 4
anak di depan (team Werkudara), harus bisa sampai ke garis
belakang, dan kembali ke garis depan, dengan melewati garis
yang dijaga team Gatotkaca. Team Werkudara tidak
diperbolehkan keluar dari garis kanan dan kiri.
Jika salah satu anggauta/anak, dari team Werkudara
yang berhasil melakukan itu (sampai garis belakang, kembali
ke garis depan), wasit meniup peluit tanda permainan/babak
pertama selesai, dan team Werkudara mendapatkan score
atau nilai 1. Walau masih ada beberapa anggauta/anak team
Werkudara yang masih ada di dalam petak gobak sodor,
maupun belum sampai pada garis belakang. Dan dilanjutkan
permainan/babak kedua, dan seterusnya … (seperti/kembali
pada permainan awal).
Tugas team B (team Gatotkaca), adalah menjaga garis di
masing-masing posisi. Kakinya harus selalu berada di garis
masing-masing. B1 sebagai pimpinan atau Siembok, wilayah
penjagaannya adalah garis depan (ke kiri dan ke kanan), serta
ke belakang (garis tengah). Sehingga B1 diperbolehkan
bergerak ke kiri dan kanan, serta ke belakang maupun kembali
ke depan. B2, B3, dan B4, hanya diperbolehkan bergerak ke
kiri dan kanan di garis, di mana mereka berposisi. Selain itu,
tugas team B (team Gatotkaca), bertahan/berjaga di garisnya,
jangan sampai team Werkudara melewati garis yang
dijaganya. Jika ada salah satu saja team Werkudara yang mau
lewat, segera dipegang. Minimal salah satu anggauta badan
Dolanan Anak - 17
atau sebagian tubuhnya tersentuh. Jika itu terjadi, wasit harus
segera meniup peluit, tanda permainan/babak pertama
selesai, dan team Werkudara tidak mendapatkan nilai atau
score-nya 0 (nol).
Kalau memang terjadi demikian, maka gantian team
Werkudara, sebagai penjaga garis. Dan seperti uraian
sebelumnya, jika semua sudah di posisi masing-masing, wasit
meniup peluit tanda permainan/babak berikutnya dimulai. Jika
salah satu anggauta/anak, dari team Gatotkaca ada yang
berhasil sampai garis belakang, kembali ke garis depan, wasit
meniup peluit tanda permainan selesai, dan team Gatotkaca
mendapatkan score atau nilai 1. Walau masih ada beberapa
anggauta/anak team Gatotkaca yang masih ada di dalam
petak gobak sodor, maupun belum sampai pada garis
belakang.
Namun jika yang terjadi dalam permainan, salah satu
anggauta/anak dari team Gatotkaca, ada yang
terpegang/tersentuh, wasit harus segera meniup peluit, tanda
permainan selesai, dan tam Gatotkaca tidak mendapat
score/nilai (nol). Dan gantian team Werkudara yang main,
sedangkan team Gatotkaca sebagai penjaga garis.
Dalam dolanan Gobak Sodor, bisa ditentukan berapa
lama waktu permainan disetiap babaknya. Hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi, jika terjadi kemacetan dalam permainan.
Contohnya, team Werkudara sebagai penjaga garis, mengunci
atau menutup akses jalannya team Gatotkaca, dan team
Gatotkaca tidak bisa bergerak, dan diam saja tidak berusaha
untuk bisa melintas, maka perlu adanya batas waktu. “Silakan
mencoba dan Selamat bermain … !”
18 - Dolanan Anak
Contoh Gambar /Garis Gobak Sodor (1 team 6 anggauta).
2. Betengan.
Dolanan ini bentuknya seperti pertandingan. Dalam
bermain harus ada 2 team atau group. Awal dari dolanan ini
seperti yang dilakukan dolanan Gobak Sodor. Pingsut terlebih
dahulu, dari masing-masing pasangan. Yang Pingsut-nya
kalah, satu team dengan yang Pingsut-nya kalah. Begitu
sebaliknya yang Pingsut -nya menang.
Ada cara lain dalam pembentukan team, yaitu dengan
cara memilih 2 (dua) anak yang postur tubuhnya lebih besar
dari teman bermain, atau yang dianggap mempunyai
kelebihan dalam beberapa hal, salah satunya mempunyai
kelebihan bermain betengan. Kemudian kedua anak tersebut
Pingsut. Yang Pingsut-nya menang, memilih salah satu
anak/teman terlebih dahulu, untuk dijadikan anggauta
Dolanan Anak - 19
Depan
Belakang
B1
B2
B3
B4
B5
B6
teamnya. Kemudian gantian yang Pingsut-nya kalah memilih
salah satu anak/teman, dan seterusnya … sampai semua
anak yang akan ikut dolanan Betengan, habis terpilih. Hal ini
pun bisa dilakukan dalam proses awal untuk menentukan team
dalam dolanan Gobak sodor.
Setelah 2 team terbentuk, langsung saja permainan bisa
dimulai. Namun jika tak ada teman/anak, dolanan ini bisa
dimainkan hanya dengan 2 anak saja.
Contoh Gambar/Pola Dolanan Betengan.
Keterangan gambar:
: adalah “Benteng” pertahanan team A. bisa dalam
bentuk/berupa pohon, tiang, batu besar, dinding, atau
sejenisnya.
: adalah “Benteng” pertahanan team B.
- A1 – A4: Anggauta team A.
- B1 – B4: Anggauta team B.
- Jarak Benteng team A dengan Benteng team B, antara
10 – 15 Meter.
20 - Dolanan Anak
B4
B3
B2
B1
A1
A2
A3
A4
Tata cara bermain secara umum:
Masing-masing anggauta team bertanggung jawab
menjaga/mempertahankan “Benteng” petahanan, jangan
sampai anggauta team lawan, menguasai/merebut
“Bentengnya” dengan cara tangan team lawan
memegang/menyentuh “Benteng” pertahan. Misal, A1 – A4
menjaga “Benteng” pertahanan team A, jangan sampai salah
satu dari team B, tangannya memegang/menyentuh “Benteng”
pertahanan team A. begitu pula sebaliknya, team B1 – B4
menjaga “Benteng” pertahanan team B, jangan sampai salah
satu anggauta dari team A, tangannya memegang/menyentuh
“Benteng” pertahanan team B.
Selain masing-masing anggauta team bertanggung
jawab menjaga/mempertahankan “Benteng” pertahanan, juga
mempunyai kewajiban menyerang (berusaha
memegang/menyentuh) “Benteng” pertahanan lawan (team
lain). Misal, A1 – A4 berusaha menyerang “Benteng”
pertahanan team B, dengan cara sedapat mungkin tangannya
bisa memegang/menyentuh “Benteng” pertahan team B.
begitu pula sebaliknya, B1 – B4 berusaha menyerang
“Benteng” pertahanan team A, dengan cara sedapat mungkin
tangannya bisa memegang/menyentuh “Benteng” pertahanan
team A.
Jika salah satu anggauta dari team, bisa memegang
“Benteng” pertahanan lawan, maka team tersebut
mendapatkan score/nilai 1. Dan permainan babak pertama
selesai, dilanjutkan babak berikutnya, dengan cara, pindah
tempat/gantian “Benteng” pertahanan. Contoh, salah satu
anggauta dari team A, bisa memegang/menyentuh
“Benteng”pertahanan team B, maka team A mendapatkan
Dolanan Anak - 21
score/nilai 1. Begitu pula sebaliknya, jika salah satu anggauta
dari team B bisa melakukan demikian. Permainan babak
pertama selesai, dilanjutkan babak berikutnya, dengan cara
team A, pindah tempat/gantian di “Benteng” pertahan team B,
dan sebaliknya.
Contoh gambar Dolanan Betengan,
posisi saling menyerang.
22 - Dolanan Anak
B4
B3
B2
B1
A1
A2
A3
A4
Tata cara bermain secara Khusus:
Pada awal permainan, semua anggauta team, harus
menempel atau setidaknya memegang/menyentuh “Beteng”
pertahanan masing-masing. Barang siapa (anggauta team)
yang lepas terlebih dahulu dari “Benteng,” adalah yang paling
lemah/kalah dalam pertarungan. Dan sebaliknya barang siapa
(anggauta team), yang lepas belakangan dari “Benteng,”
adalah yang paling menang dalam pertarungan. Misal, A4
lepas terlebih dahulu dari “Benteng.” B1 yang kedua, A2 yang
ketiga, B2 yang keempat, dan B3 yang kelima. Jika A4
sebagian anggauta tubuhnya, tergapai/tersentuh oleh tangan
B1, B2, dan B3, maka A4 mati. Sangsinya dia harus ditahan di
“Benteng” team B. A4 bisa lepas/bebas dari tahanan, jika salah
satu temannya (anggauta team A), ada yang menghampiri dia
di tahanan, dan kemudian menggapai/menyentuh sebagian
dari tubuhnya. Maka A4 bebas, bisa terlibat lagi dalam
permainan.
A2 posisinnya lebih kuat dari B1. Sehingga jika A2
menggapai/menyentuh sebagian tubuh dari B1, maka B1 mati
dan sangsinya seperti A4. Ditahan di “Benteng” team A. Tetapi
A2 posisinya lemah/kalah dengan B2 dan B3. Maka jika A2
tergapai/tersentuh oleh tangan B2 atau B3, A2 mati dan
sangsinya seperti A4. Untuk menghindari dari mati bahkan
ditahan, maka A2, A4, dan B1, harus menghindar dari lawan
yang lebih kuat. Bisa mengelak atau kembali ke “Benteng.”
Jika A2 maupun A4 kembali ke “Benteng” pertahannya dan
tangannya menyentuh “Benteng,” kemudian maju menyerang
lagi, posisinya sekarang lebih kuat/menang dari B1, B2,
maupun B3. Dan seterusnya …
Dolanan Betengan, tidak terikat waktu dalam setiap
Dolanan Anak - 23
babaknya. Dan bebas untuk menentukan berapa kali
permainan/babak. “Silakan mencoba dan Selamat bermain
…!”
Contoh Gambar/pola Dolanan Betengan.
2 anggauta team A ditahan,
sementara 1 anggauta team (A1) mencoba membebaskan
temannya (A2, A4) dan 1 lainnya (A3) bertahan di “Benteng,”
ketika team B melakukan aksi penyerangan.
24 - Dolanan Anak
B4
B3
B2
B1
A4
A2
A3
A1
3. Petak Umpet/Jithungan.
Dolanan ini bentuknya individu/perorangan. Setelah
melakukan hompimpah dan pingsut, yang pingsut-nya kalah
mendapat/kena sangsi. Tugas yang kena sangsi (Dia) adalah,
menjaga Petak/tempat Jithung, dan mencari semua teman
bermain (yang menang hompimpah dan pingsut), dimana
mereka bersembunyi. Jika dia mengetahui/melihat siapapun
teman bermain yang bersembunyi tersebut, langsung
ditembak dengan menyebut namanya. Bagi teman bermain
yang kena tembak, nantinya akan mendapat/kena sangsi pada
permainan/episode berikutnya. Jika yang kena tembak 2 (dua)
anak, maka mereka berdua hanya melakukan pingsut. Namun
kalau yang kena tembak lebih dari 2 (dua) anak, harus
dilakukan hompimpah, dan yang paling kalah kena sangsi
pada permainan/episde berikutnya.
Bagi peserta/teman bermain yang belum kena tembak,
harus berusaha kembali di Petak/tempat Jithung, tanpa
diketahui yang kena sangsi (Dia). Atau jika diketahui, harus
berjuang keras/lari untuk lebih dahulu (dari Dia) sampai di
Petak/tempat Jithung. Walau ketika itu peserta bermain sudah
kena tembak. Jika lebih dahulu Dia, maka nasib yang diterima
seperti teman/peserta bermain yang ketahuan/kena tembak
sebelumnya. Namun bila tidak berarti menang, dan pada
permainan berikut tidak mendapat sangsi atau tinggal main
saja.
Dolanan Anak - 25
Tata cara/aturan bermain.
i. Menentukan terlebih dahulu Petak atau tempat Jithung.
Bisa berupa pohon, tiang, tembok, brug, batu besar, dan
lainnya.
ii. Yang kena sangsi (Dia) menutup mata, menempel atau
tidak jauh dari Petak/tempat Jithung. Sambil berucap
“Thit!” (sudah!) beberapa kali, sampai ada jawaban dari
peserta/teman bermain lainnya.
iii. Teman/peserta bermain mencari tempat sembunyi,
sambil mengucapkan kata “Gung!” (belum!), jika belum
merasa aman atau belum mendapat tempat sembunyi.
Dan mengucapkan kata “Thit!,” bila sudah merasa aman
di tempat persembunyiannya.
iv. Yang kena sangsi boleh membuka mata, ketika sudah
mendengar kata “thit!,” dari peserta/teman bermain yang
sembunyi. Dan kemudian mencarinya, dimana mereka
bersembunyi. Tentu saja dia menjauh dari tempat
Jithung. Walau menjauh, dia harus tetap waspada
mengamati tempat Jithung. Jangan sampai teman
bermain yang bersembunyi, mendahului ke tempat
Jithung. Kalau terjadi demikian, berarti dia kalah.
v. Jika Dia mengetahui/melihat teman yang bersembunyi,
siapa dan berapapun langsung ditembak dengan
mengucapkan kata “Dor!” Dan menyebut siapa namanama
yang di tembak (di-Dor!).
vi. Setelah nge-Dor! Dia harus segera dan secepatnya
kembali di Petak/tempat Jithung, dan tangannya harus
memegang/menyentuh tempat Jithung, sambil
mengucap “Jithung!”
vii. Apabila teman yang di-Dor! segera berlari dan
26 - Dolanan Anak
tangannya lebih dahulu memegang/menyentuh tempat
Jithung, dan sambil mengucap “Jithung!,” maka yang
kena sangsi (Dia) kalah. Namun sebaliknya jika lebih
dahulu Dia (yang kena sangsi), maka peserta/teman
bermain kalah dan nantinya mendapat sangsi.
viii.Peserta bermain yang berhasil adalah, peserta yang
tidak ketahuan oleh Dia, dan berhasil keluar dari
persembunyiannya. Kemudian menghampiri/mendekat
ke tempat Jithung, sampai mampu
memegang/menyentuh tempat Jithung, sambil
mengucap “Jithung!” peserta ini dinyatakan menang, dan
bebas melanjutkan permainan/episode selanjutnya,
tanpa harus hompimpah maupun pingsut.
ix. Jika semua peserta bermain berhasil demikian (Jithung!),
maka dia yang kena sangsi, pada permainan selanjutnya
(episode 2), kembali mendapatkan sangsi.
“Silakan mencoba dan Selamat bermain … !”
Dolanan Anak - 27
28 - Dolanan Anak
1. Jamuran.
Dolanan ini bentuknya individu/perorangan. Tidak perlu
membentuk team atau kelompok. Setiap individu/anak
bertanggung jawab atas diri sendiri. Jika lengah dalam
permainan, nantinya akan mendapat sangsi. Dalam dolanan
ini paling sedikit dilakukan oleh 5 anak. Walaupun kurang dari
itu bisa dilakukan, namun terasa hampa/kurang seru (sepi).
Semakin banyak anak yang terlibat dalam dolanan ini,
semakin baik karena suasana lebih bertambah seru.
Dolanan ini diawali dengan hompimpah terlebih dahulu,
dan diakhiri dengan pingsut oleh peserta bermain, untuk
mendapatkan siapa yang akan mendapat sangsi. Yang
pingsut-nya kalah itulah yang mendapat/kena sangsi, yaitu
berdiri di tengah kerumunan/lingkaran teman-temannya.
Cara/aturan bermain.
Yang hompimpah dan pingsut-nya menang, berdiri melingkar
dengan tangan merentang dan bergandengan. ketika
permainan dimulai, mereka (kecuali yang kena sangsi)
menyanyikan lagu “Jamuran,” sambil berjalan (tetap
bergandengan) mengitari yang kena sangsi (berdiri di tengah
lingkaran). Mengitarinya/berputar searah jam atau sebaliknya,
tidak menjadi persoalan. Namun yang sering dilakukan adalah
berputar ke kanan atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Ketika lagu “jamuran” selesai, semua pemain melepas
Dolanan Anak - 29
gandengannya dan mematung (termasuk yang kena sangsi).
Kemudian yang kena sangsi mengutarakan/mengucapkan
permintaannya. Dan secepat mungkin, peserta bermain
melakukan apa yang diminta. Misalnya, yang kena sangsi
mengucapkan/permintaannya “Jamur Kursi,” maka yang
bermain menjadi/membentuk dirinya menyerupai kursi/kursi
jadian.
Setelah itu, yang kena sangsi menduduki kursi jadian
satupersatu. Jika kursi jadian itu roboh, maka yang
membentuk dirinya menyerupai kursi/kursi jadian tersebut
kena sangsi. Ketika diduduki tidak roboh, berarti tidak kena
sangsi/bebas bermain lagi. Kalau kursi jadian yang roboh lebih
dari 2 (dua), maka anak tersebut harus melakukan
hompimpah. Jika hanya 2 (dua), cukup dengan pingsut.
Namun apabila hanya 1 (satu) yang roboh, maka yang roboh
tersebut yang kena sangsi. Bila tak satupun ada yang roboh,
maka yang kena sangsi tadi, mendapat sangsi lagi. Dan
dolanan jamuran dimulai seperti awal.
30 - Dolanan Anak
Contoh Gambar/Pola Dolanan Jamuran
Keterangan Gambar:
: adalah anak yang kena sangsi, berdiri di tengah
peserta bermain.
1-12 : adalah peserta bermain, berdiri melingkar
bergandengan.
: adalah arah/jalannya peserta bermain, mengitari yang
kena sangsi
Berbeda permintaan yang diucapkan oleh yang kena sangsi,
berbeda pula visualisasinya (menjadi/membentuk diri).
Jenis permintaan dan permainannya:
a. Jamur kursi : maka yang bermain menjadi/membentuk
dirinya menyerupai kursi/kursi jadian, dan yang kena
sangsi mendudukinya.
b. jamur lilin : maka yang bermain (dia)
menjadi/membentuk menyerupai lilin, yaitu dengan cara
jari telunjuknya ditaruh di atas hidung dalam posisi tegak
lurus (vertikal), tepat diantara/ditengah kedua alis/mata.
Dan yang kena sangsi meniupinya satupersatu (semua
yang bermain). Jika yang bermain (dia) matanya
berkedip, maka dia kena sangsi.
Dolanan Anak - 31
c. Jamur kethek menek (monyet manjat) : maka yang
bermain menjadi monyet, kemudian lari mencari
panjatan. Jika sebelum memanjat, yang kena sangsi
sempat memegang/menyentuh salah satu anggauta
tubuhnya, maka dia kena sangsi.
d. Jamur kembang/bunga : maka yang bermain
membentuk kembang, dengan cara, kedua telapak
tangannya menelakup, yaitu telapak tangan kiri,
menempel pada telapak tangan kanan. Kemudian
ditempelkan di depan dada, dengan posisi tegaklurus
(vertikal). Ini sebuah gambaran kembang yang masih
kuncup. Yang kena sangsi, pura-puranya menyiram atau
memercikkan air pada kembang tersebut satupersatu.
Ketika kembang itu disiram, kuncup langsung mekar.
Setelah mekar semua, yang kena sangsi membelahnya
(pakai tangan pura-puranya pisau) satupersatu. Jika
kuncup bunga tersebut terbelah, maka dia kena sangsi.
Dan masih ada beberapa jenis permintaan lainnya, dengan
tata cara permainan yang berbeda. Jenis permintaan bisa
dikembangkan sendiri, dengan dasar keterangan di atas,
bahwa yang bermain (dia) pura-pura menjadi atau membentuk
diri menyerupai permintaan yang diucapkan oleh yang
mendapat/kena sangsi. “Silakan mencoba dan Selamat
bermain … !”
Tembang/lagu jamuran.
“Jamuran ya ge-gethok, jamur apa ya ge-gethok,
Jamur gajih menjijih, mbejijih sa'oro-oro,
Sira njaluk jamur apa …”
32 - Dolanan Anak
2. Saputangan-buahtangan.
Dolanan ini pada proses awalnya, sama seperti yang
dilakukan ketika hendak bermain Jamuran. Yaitu, bentuknya
individu/perorangan. Tidak perlu membentuk team atau
kelompok. Setiap individu/anak bertanggung jawab atas
dirinya sendiri. Jika lengah dalam permainan, nantinya akan
mendapat sangsi. Setidaknya dalam dolanan ini paling sedikit
dilakukan oleh 5 anak. Walaupun kurang dari itu bisa
dilakukan, namun terasa hampa/kurang seru (sepi). Semakin
banyak anak yang terlibat dalam dolanan ini, semakin baik
karena suasana lebih bertambah seru.
Cara/aturan bermain.
Yang hompimpah dan pingsut-nya menang, semuanya jongkok
membentuk lingkaran. Yang kena sangsi (pingsut-nya kalah),
berdiri diluar lingkaran. Kemudian bersama-sama
menyanyikan lagu “Saputangan-buahtangan.” Ketika lagu
dinyanyikan, yang kena sangsi berjalan mengelilingi anakanak
yang jongkok melingakar, sambil mengibas-ngibaskan
saputangan, pada anak yang jongkok. Di saat mengibaskan,
saputangan harus menyentuh/mengenai anak yang jongkok.
Bersamaan dengan selesainya menyanyikan lagu
saputangan, saputangan tersebut dilepas. Tentu saja jatuh
pada salah seorang anak yang jongkok melingkar. Anak yang
kejatuhan saputangan, sambil membawa saputangan, harus
mengejar yang kena sangsi sampai kepegang. Atau jika tidak
mampu boleh menyerah. Apabila kepegang, yang kena sangsi
tadi, mendapatkan sangsi lagi, dan melakukan seperti awal.
Namun jika terjadi, yang kejatuhan saputangan tidak mampu
memegang dan menyerah, maka gantian anak yang mengejar
Dolanan Anak - 33
tersebut kena sangsi, dan melakukan seperti yang kena sangsi
sebelumnya.
Di saat adegan kejar-mengejar, anak yang jongkok
melingkar tadi, berdiri semua bergandeng tangan, melindungi
yang di kejar. Caranya, ketika yang di kejar merasa terjepit dan
ingin masuk dalam lingkaran, dipersilahkan masuk. Namun
yang mengejar, dipertahankan jangan sampai masuk dalam
lingkaran, ketika yang dikejar ada di dalam lingkaran. Namun
jika yang mengejar mampu menerobos gandengan tangan,
dan bisa masuk dalam lingkaran, secepat mungkin yang
bergandengan tangan, membantu yang dikejar untuk keluar
dari dalam lingkaran. Sementara, yang mengejar masih dalam
lingkaran, yang bergandengan tangan mempertahankan
jangan sampai yang mengejar keluar dari dalam lingkaran.
Begitu seterusnya … “Silakan mencoba dan Selamat
bermain … !”
Tembang/lagu Saputangan-buahtangan.
“Saputangan, buahtangan,
Terbuat dari kain,
Bagusnya bukan main,
Siapa belum punya,
Harus mengejar saya …”
34 - Dolanan Anak
Seperti yang telah tertulis di halaman Pendahuluan, bahwa
Dolanan hanya Tembang atau lebih dikenal dengan sebutan
Tembang Dolanan, tidak ada permainannya bahkan tata
cara/aturan bermain. Jika di dalamnya dikemas dalam bentuk
iringan musik, ada tarian atau peragaan yang lain, hal tersebut
adalah bentuk kreasi/kreativitas masing-masing yang
melakukan.
Tembang Dolanan memang bisa dimainkan/dinyanyikan
hanya seorang anak. Namun namanya dolanan, kalau tidak
ada temannya, terasa ada yang kurang. Apa lagi hal tersebut
dinyanyikan di pelataran dan ketika purnama tiba.
1. Padhang Bulan.
Tidak semua tembang dolanan, bisa diiringi dengan alat
musik diatonis/gamelan, dan sebaliknya, tidak semua tembang
bisa diiringi dengan pintatonis. Namun ada juga jenis tembang
dolanan yang bisa diiringi menggunakan kedua jenis alat
musik tersebut (diatonis an pentatonis). Contoh tembang
dolanan yang bisa diiringi menggunakan alat musik
diatonis/gamelan, maupun alat musik pentatonis.
Dolanan Anak - 35
Tembang Dolanan “Padhang Bulan”
“Yo pra kanca, dolanan nang jaba,
Padhang bulan, padhange kaya rina,
Rembulane, sing awe-awe,
Ngelingake aja padha turu sore …”
“Mari teman, bermain di pelataran,
Terang bulan, terang bagaikan siang,
Rembulannya, melambai-lambai,
Mengingatkan jangan tidur, masih sore …”
2. Menthok-menthok.
Jenis tembang dolanan ini, alat musik yang digunakan
untuk mengiringi biasanya alat musik diatonis/gamelan.
Walaupun alat musik pintatonis bisa untuk mengiringi, namun
masih kurang sempurna/kurang pas.
Tembang Menthok-menthok.
“Menthok, menthok, tak kandani,
Mung rupamu, a-ngisin-ngisini,
Mbok ya aja ngetok, ana kandhang wae,
Enak-enak ngorok, ora nyambut gawe,
Menthok, menthok, mung mlakumu,
Megal-megol, gawe guyu …”
36 - Dolanan Anak
Dolanan berupa barang/benda yaitu, jenis mainan hanya dipakai
sebagaimana bentuk mainan itu sendiri. Pada dasarnya jenis
dolanan ini, tidak ada permainan/tata cara bermain. Namun tidak
menutup kemungkinan dolanan ini, digunakan untuk bertanding
atau kompetisi. Dalam hal ini dituntut ketrampilan bagaimana
membuat dan menggunakan benda mainan tersebut.
1. Mobil-mobilan dari kulit jeruk bali.
Cara membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk bali sangat
mudah. Jenis dolanan ini sifatnya temporer atau sesaat. Artinya
bahwa dolanan ini tidak bisa betahan lama. Hanya digunakan
sesaat, karena sifat bahan yang dipakai mudah/cepat layu.
Bahan dan alat yang perlu disiapkan:
a. kulit jeruk bali.
b. biting.
c. pisau/pemes/cutter.
d. tali/benang kasur.
Cara membuatnya:
Setelah bahan dan alat tersedia, tinggal membentuk sebagai
mana kita suka. Contoh gambar dibawah ini, adalah mobilmobilan
dari kulit jeruk bali dalam bentuk yang sangat
sederhana. Setelah mencoba silakan mencari bentuk yang lain.
Dolanan Anak - 37
Contoh/Gambar mobil-mobilan dari kulit jeruk bali,
dilihat dari samping dan perspektif.
2. Mahkota dari daun nangka.
Jenis dolanan ini sifatnya tidak berbeda dengan mobilmobilan
dari kulit jeruk bali. Tidak bisa betahan lama, karena
sifat bahan yang dipakai mudah/cepat layu. Namun tidak
menjadi masalah, karena bahannya murah dan mudah
didapat. Cara membuatnya pun mudah. Jika di lingkungannya
tidak dapat pohon nangka, maka dengan daun lain pun bisa,
asal bentuk dan sifatnya sama. Yaitu, ukurannya tidak terlalu
lebar, daunnya kaku/tidak tipis, dan mudah dilipat.
Bahan dan cara membuatnya:
1. daun nangka (tidak kering).
2. daun kelapa/janur.
3. lidi/biting/steples.
Setelah daun nangka terkumpul, kira-kira jika
disambung-sambung/dirangkai nanti, cukup menutup lingkar
kepala, dan lidi sudah dipotong-potong menjadi biting, kira-kira
38 - Dolanan Anak
panjangnya 3 centimeter, mulaikah membuat mahkota.
Pertama kali daun nangka dilipat menjadi 2 (dua). Yang halus
diluar. Daun nangka yang sudah lipatan, disambungsambung/
dirangkai, satu sama lainnya dengan biting.
Panjangnya rangkaian disesuaikan dengan besarkecilnya/
lingkar kepala. Sebelum ujung sama ujung
digabung/disambung, agap supaya lebih kuat, diberi lis, dari
daun kelapa. Caranya, pilih sebatang daun kelapa/janur yang
lebar, kemudian diambil lidinya. Selembar daun kelapa/janur
tersebut dipotong, sedikit lebih panjang dari ukuran lingkar
kepala. Setelah itu ditempelkan pada rangkaian daun nangka
yang sudah jadi, kemudian distaples.
Lihat contoh gambar.
Dolanan Anak - 39
40 - Dolanan Anak
LAHIR di Desa Potroyudan Jepara, Jawa Tengah, Desember
1960, dengan nama Widyo Leksono. Tahun 1986 menambah
nama dengan sebutan Widyo “Babah'e” Leksono. Dalam
proses berkesenian dibidang teater, khususnya tentang
penulisan naskah teater, pada tahun 2002 mengganti nama:
Catur Widya Pragolapati.
Mengajar:
• Tahun 1989-1995 mengajar bidang studi
kesenian di SMP Agustinus. Tahun 1991-2003, di SMA
Muhammadiyah 1. Tahun 1992-1996, di SMA Futuhiyyah
Mranggen, Demak. Tahun 1994-1996, di SMP/SMA Agus
Salim. Tahun 1999-2001, di SMP Muhammadyah 3. SMP/SMA
Agus Salim.
• Ekstrakurikuler: Drama/Teater di SMA Muhammadiyah 1,
tahun 1991-2005. Di STIEMIK Dian Nuswantara, tahun 1997-
2000. Tahun 1997-1999, di Teater SS IKIP Semarang
(sekarang Unnes). di TK/SD Nasima tahun 1998-2000 dan
tahun 2005/2006. SD Hidayatullah, SD/SMP Isriati, SMA
Nasima, SMPN 1, Dan sampai sekarang masih mengajar
ekstra dibeberapa sekolah antara lain;, SD Al-Azhar 29, SMA
Islam Sultan Agung 1. Semuanya di Semarang, Jawa Tengah.
• lain-lain: Mengajar teknik menulis cerita anak di SD Pesona
Astra Kec. Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat
(Pangkalan Bun), Kalimantan Tengah, yang kemudian
menerbitkan buku “Jin Pohon Sawit”, karya siswa didiknya
(2011).
Intrakulikuler:
Biografi
Mengajar teknik menulis cerita anak di SD
Surya Persada Kec. Pangkut, Kotawaringin
Barat (Pangkalan Bun), Klaimantan Tengah,
yang kemudian menerbitkan buku “Hutan
Larangan” karya siswa didiknya (2012).
Buku:
- Kumpulan naskah drama berbahasa jawa “Gayor”
(2006).
- Bermain Drama, Yo! (2006).
- Pembelajaran Teater untuk Remaja (2007).
- Kumpulan naskah drama berbahasa jawa “Bardji-
Barbeh” (2008).
- 5 Buku dongeng berbahasa jawa: Roro Jonggrang Nagih
Janji, Nawang wulan Bali Kayangan, Naga Baru
Klinthing, Ciung Wanara, Lutung Kasarung (2008).
- Kumpulan Geguritan “Blakotang” (2010, 2012.)
- Antologi cerita anak “Pocong Nonton TV” (2012).
- Dongeng, Enteng Sreng… (praktik teknik mendongeng)
(2012).
- 4 Buku dongeng berbahasa Indonesia: Sahabat dari
Negri Sakura, Misteri Serba Biru, Facebokan dengan
Nenek, Arti Sebuah Persahabatan (proses terbit).
- 5 Buku dongeng berbahasa jawa: Laskar Egrang, Macan
Mberung, Gawe Dolanan Yo!,Nemu Gogor, Nyadran
(proses terbit).
Dan menulis beberapa artikel tentang pendidikan dan
seni budaya di beberapa media, antara lain: Penyebar
Semangat, Suara Merdeka, Wawasan.
Dolanan Anak - 41
Macam-macam Dolanan:
A. Dolanan tanpa tembang:
Gobak sodor,
Betengan,
Gaprakan,
Petak umpet/jithungan,
Gangsingan,
Ampatan layangan,
Sepak tekong,
Bekelan,
Lompat tali/sprintol,
Dakon,
Setinan/nekeran (jirak, wok ji, wok lu),
Cek-cek mek,
Sudahmandah/engklek,
umbul,
Bancakan,
Lintang ngaleh,
benthik,
Kucing-kucingan,
Wil wa (dijawil terus digawa/dicolek lalu dibawa/diajak),
Jelong gudak,
Pasaran.
B. Dolanan dengan Tembang:
Jamuran,
Cublak-cublak suweng,
Seledor,
Ular naga panjangnya,
42 - Dolanan Anak
Buang kucing gering,
Saputangan-buahtangan,
Gotri-legendri,
Onthong-onthong bolong,
Dingklik oglak-aglik,
Soyang-soyang.
C. Dolanan hanya Tembang atau Tembang Dolanan:
Padhang bulan,
Kodhok ngorek,
Lir-ilir,
Menthok-menthok,
Jah-gajah,
Te-kate dipanah,
Srengenge nyunar,
Gambang Suling,
Aku duwe pitik cilik,
Kidang Talun,
Dondong apa Salak,
Gundhul-gndhul pacul,
Ning nong ning gong,
Esok-esok srengengene lagi metu,
Jaranan,
Praon,
Suwe ora Jamu,
Lumbung desa,
Lesung Jumengglung,
Pak Tani duwe sawah amba.
Dolanan Anak - 43
D. Dolanan berupa barang/benda:
Egrang (bisa juga dipakai sebagai pertandingan balap egrang,
sepak bola egrang dan sebagainya),
Mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, maupun dari
gleges/kembang tebu (bisa dipakai sebagai rely, balap mobil,
dan lainnya),
Tulup, Ceplokkan (bisa dipakai sebagai perang-perangan),
Terompet dari daun kelapa,
Terompet dari dami,
Bedhil-bedhilan dari pelepah pisang,
Jaran-jaranan dari pelepah pisang,
Wayang-wayangan dari tangkai ketela pohon, dari suket, dari
alang-alang,
Prau-praunan dari kertas dilipat-lipat,
Mahkota dari daun nangka.
44 - Dolanan Anak

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Lahir di Jepara, Desember 1960. Sejak SD, dia hobi membaca majalah Panjebar Semangat. Karena itu, sekarang dia sangat senang menulis dalam bahasa Jawa, baik puisi, cerpen, dongeng, maupun naskah drama. Bukunya yang telah terbit adalah naskah drama berjudul Gayor (1998) dan dongeng pada tahun 2008 berjudul Roro Jonggrang Nagih Janji, Nawang Wulan Bali Kayangan, Lutung Kasarung, Ciung Wanara, dan Naga Baru Klinthing. Buku terbarunya sebelum buku tips mendongeng ini adalah Blakotang: Geguritan Blakblakan (Gigih Pustaka Mandiri, Februari 2012) dan antologi dongeng media literasi Pocong Nonton Tivi (LeSPI dan Tifa, Mei 2012). Oktober - November 2012 dan Maret - April 2012 memberikan workshop kepenulisan bagi murid-murid SD Pesona Astra dan SD Surya Persada Pangkalanbun, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, hingga melahirkan dua buku kumpulan cerita anak sawit: Jin Pohon Sawit (Gigih Pustaka Mandiri, April 2012) dan Hutan Larangan (Gigih Pustaka Mandiri, Juni 2012).

0 komentar:

Posting Komentar